Sabtu, 10 Oktober 2009





DOA

.

Tuhanku
Dalam termangu, aku masih menyebut namaMu
Walau susah
sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Di pintuMu aku me­ngetuk
Aku tidak bisa berpaling




Cinta Impian

Di malam yang dingin

Di bawah rindangnya beringin

Di antara lembutnya angin

Dirimu ingin....

Penjual Daging

Kucincang....

Kuiris-iris tiap bagianmu

Sebagai kebutuhan hidup kita

Tetapi....

Perjuangan

Bakarlah....

Semangat perjuanganmu

Demi mencapai....

Hasrat yang tak tertahankan

Kucoba mengungkapkan dari hati

Yang terdalam, dan akhirnya dirimu....

Kujual....

Bagian demi bagianmu

Lakulah daging segar daganganku

Hingga daging-dagingku....

Meletus, di medan perang

Tiada takut,

Tiada gentar memerangi....

Dirimu yang kusayang

Tiba-tiba kau peluk diriku

Berdebar jantungku, berguncang imanku

Hingga diriku merasa....

Basah....

Tetesan air hujan air hujan

Dari atap tokoku yang bocor, membasahi dagingku

Ingin ku menangis

Membayangkan nasib dagingku....

Mati.....

Lebih baik daripada hidup terjajah

Dengan kebodohan dan kesengsaraan

Kemiskinan dan banyaknya tekanan

JAHANAM

Bagi bangsa penjajah,

Ingin ku hancur leburkan....

Matamu....

Dengan tatapan menggodaku

Menutupi akal sehatku

Menghangatkan tubuhku

Bertambahlah semangatku

Hingga diriku merasa....

Marah,

Mengapa tetesan hujan

Mendarat di daging-dagingku ?

Benci aku, sebel aku, diriku....

Manusia terkutuk,

Seperti binatang jalang

Namun merasa sebagai

Utusan Ilahi

Padahal, jiwa dan ragamu....

Kulumat-lumat

Kuraba-raba

Kita berdua pun menikmatinya

Ternyata dirimu....

Busuk dan berbau

Rugi besar diriku....

Berjuang untuk kemerdekaan

Kewajiban kita bersama

Barisan terdepan ialah pemuda harapan bangsa

Pemuda harus....

Terbang tinggi

Dengan sayap-sayap cintaku

Agar saat terjatuh

Kau akan....

Kubersihkan....

Dari berbagai jamur dan debu

Agar dirimu....

Tertembak....

Peluru menembus dadaku

Namun semangatku tetap berkobar

Karena tujuanku hanya....

Jadi pengemis,

Mengemis cintamu

Semoga dirimu....

Esok laku lagi....

Hingga daku mendapat untung

Dengan kantung penuh uang

Menjadikan aku....

Keluar,

Dari dalam belenggu penjajah

Sehingga dapat maju ke depan

Tidak lagi mundur ke belakang

Ataupun berbelok ke samping

Sehingga mencapai tujuan kita....

Terjatuh dari kasur,

Diriku tersadar....

Akulah....

Penjual daging yang....

Merdeka, Merdeka, Merdeka.....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar