DOA
Tuhanku
Dalam termangu, aku masih menyebut namaMu
Walau susah
sungguh
Mengingat kau penuh seluruh
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Di pintuMu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Cinta Impian
Di malam yang dingin
Di bawah rindangnya beringin
Di antara lembutnya angin
Dirimu ingin....
Penjual Daging
Kucincang....
Kuiris-iris tiap bagianmu
Sebagai kebutuhan hidup kita
Tetapi....
Perjuangan
Bakarlah....
Semangat perjuanganmu
Demi mencapai....
Hasrat yang tak tertahankan
Kucoba mengungkapkan dari hati
Yang terdalam, dan akhirnya dirimu....
Kujual....
Bagian demi bagianmu
Lakulah daging segar daganganku
Hingga daging-dagingku....
Meletus, di medan perang
Tiada takut,
Tiada gentar memerangi....
Dirimu yang kusayang
Tiba-tiba kau peluk diriku
Berdebar jantungku, berguncang imanku
Hingga diriku merasa....
Basah....
Tetesan air hujan air hujan
Dari atap tokoku yang bocor, membasahi dagingku
Ingin ku menangis
Membayangkan nasib dagingku....
Mati.....
Lebih baik daripada hidup terjajah
Dengan kebodohan dan kesengsaraan
Kemiskinan dan banyaknya tekanan
JAHANAM
Bagi bangsa penjajah,
Ingin ku hancur leburkan....
Matamu....
Dengan tatapan menggodaku
Menutupi akal sehatku
Menghangatkan tubuhku
Bertambahlah semangatku
Hingga diriku merasa....
Marah,
Mengapa tetesan hujan
Mendarat di daging-dagingku ?
Benci aku, sebel aku, diriku....
Manusia terkutuk,
Seperti binatang jalang
Namun merasa sebagai
Utusan Ilahi
Padahal, jiwa dan ragamu....
Kulumat-lumat
Kuraba-raba
Kita berdua pun menikmatinya
Ternyata dirimu....
Busuk dan berbau
Rugi besar diriku....
Berjuang untuk kemerdekaan
Kewajiban kita bersama
Barisan terdepan ialah pemuda harapan bangsa
Pemuda harus....
Terbang tinggi
Dengan sayap-sayap cintaku
Agar saat terjatuh
Kau akan....
Kubersihkan....
Dari berbagai jamur dan debu
Agar dirimu....
Tertembak....
Peluru menembus dadaku
Namun semangatku tetap berkobar
Karena tujuanku hanya....
Jadi pengemis,
Mengemis cintamu
Semoga dirimu....
Esok laku lagi....
Hingga daku mendapat untung
Dengan kantung penuh uang
Menjadikan aku....
Keluar,
Dari dalam belenggu penjajah
Sehingga dapat maju ke depan
Tidak lagi mundur ke belakang
Ataupun berbelok ke samping
Sehingga mencapai tujuan kita....
Terjatuh dari kasur,
Diriku tersadar....
Akulah....
Penjual daging yang....
Merdeka, Merdeka, Merdeka.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar